Translate

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
d' Best Translator

Selasa, 05 April 2011

Menghadapi Kejahatan Hipnotisme (part 1)

Penipuan melalui hipnotis di kalangan masyarakat umum dikenal dengan istilah gendam. Gendam merupakan teknik hipnotis dengan menggunakan kekuatan magic dan mistik. Memang banyak pelaku kejahatan hipnotisme yang mengaku belajar mistik dari para dukun atau pelaku mistis lainnya. Namun teknik dasarnya adala mengacu kepada pengalihan fokus si korban.

Kejahatan dengan cara menghipnotis korban semakin merajalela. Penajahat biasanya berkelompok. Sasarannya tidak hanya kaum wanita saja, kaum pria pun kerap dijadikan target kejahatan. Harta yang menjadi sasaran adalah uang tunai di tangan korban dan yang tersimpan dalam tabungan (ATM), telepon genggam, perhiasan, dan sepeda motor.

Warga masyarakat dari berbagai tingkatan sosial ekonomi dijadikan sasaran meskipu akhir”nya yang kaya jg yg dipilih... hehe.... Gomblok jg th yg hipnotis klo sasarannya pengemis ato pemulung... he.. XP... Akibatnya banyak korban kehilangan harta benda yang sudah bertahun tahun dikumpulkan. Kasian jg... ckckck...
Biasanya dalam melakukan tindak kejahatan hipnotis, pelaku kejahatan hipnotis terdiri dari dua sampai tiga orang dalam sebuah kelompok dan menggunakan beberapa teknik (faktor) untuk memperdaya korbannya.

Faktor-faktor yang paling sering digunakan adalah sebagai berikut.

1. Faktor Ketamakan (Greedy)

Faktor ini yang paling banyak kita dapat disekitar kita. Dasar emang manusia sifatnya tamak. Makanya ditawarin hal-hal yang wah langsung aja kayak kerbau di iket idungnya... manut jg... ckck... Akal pikirannya ilang.. Lha ini jd kerbau beneran jdx... wkwkwk
Contohnya seperti
  • Sms memenangkan undian hadiah, yg sering aku dapatin sih dari vendor HP. Bodohnya lagi yang ngirim sms nulis dari INDOSAT tp nomernya masih nomor dia. Gomblok bgt sh... HP jaman skrg kn keliatan semua nomer yang ngirim.. HP adkku yg masih smp aja dah nampilin nomer yang ngirim.. dudul dudul orang itu... kebangetan deh... pernah aku kirim balik smsnya... wkwkwkw
  • Pengumuman pemenang undian lotere melalui pos
  • Penjualan dengan iming2 beli satu produk dengan berhadiah banyak produk. Pernah dapat kasus kayak gini. Tepatnya ya disebuah mall, diiming2 byk hadiah yg ujung2nya suruh bayar, tau anak kos2an gk punya uang ditawarin kyk gni. Ujung2nya ya gk jd lha... bener kn gomblok yg nglakuin hipnotis?? Makax pilh2 korban dunks... hehe...

 a. memenangkan undian berhadiah

Suatu  hari, Mirna, seorang karyawan perusahaan swasa mendapatkan sms dengan pesan, “ Selamat anda telah memenangkann undian sebuah mobil mewah. Harap hubungi call center 021xxxxxx segera untuk pengambilan hadiah”. Mirna yang merasa yakin telah memeangkan hadiah mobil tersebut, segera menghubungi call center tersebut untuk menanyakan prosedur pengambilan hadiah.

Sebaliknya, ketika berbicara dengan seseorang yang mengaku dari call center tersebut, Mirna diarahkan untuk mencari ATM terdekat dan mentransfer sejumlah uang sebagai pembayaran pajak hadiahnya. Ini merupakan syarat pengambilan hadiah mobil mewah yang telah dimenangkannya. Merasa akan segera mendapatkan hadiah mobil yang telah dijanjikan, tanpa rasa curiga Mirna segera mentransfer sejumlah uang dengan harapan segera mendapatkan kiriman hadiah mobil mewah seperti yang dijanjikan oleh seseorang dari call center tersebut.

Seperti kejadian lainnya, Mirna baru sadar beberapa jam setelah mentransfer uangnya dan tidak mendapatkan konfirmasi apapun tentang hadiah mobil yang seharusnya ia dapatkan. Ketika dihubungi kembali ternyata call center tersebut menggunakan telepon seluler berbasis CDMA yang sekilas terlihat seperti Jaringan nomor telepon rumah atau perkantoran.

Hal penting yang perlu diketahui adalah kebanyakan dari perusahaan yang memberikan hadah sudah tidak memungut pajak dari pemenangnya. Apabila masih ada perusahaan memungut pajak tersebut langsung dipotong dari jumlah uang hadiah yang didapatkan atau pajak pemenang tersebut diayarkan (secara resmi lengkap dengan perincian surat-surat pembayaran pajak) melalui perusahaan yang memberikan hadiah tersebut.

b. Pemberian hadiah gratis

Penipuan lainnya yang sering digunakan adalah memperdaya korban untuk membeli produk-produk rumah tangga dengan iming-iming hadiah besar. Beberapa modus penipuan ini terjadi di mall-mall. Pernah suatu hari ada orang tua yang mendapatkan sebuah surat bertuliskan “selamat anda telah terpilih sebagai pemenang sebuah jam tangan mewah. Hadiah dapat diambil langsung di toko xxx, lantai 2 mall xxx”.

Pada hari yang ditentukan untuk pengambilan hadiah orang tersebut datang dan menagih hadiah yang dijanjikan. Setelah memberikan hadiah jam tangan tersebut, pegawai toko kembali meminta orang tersebut untuk mengambil undian hadiah tambahan. Ternyata kembali memenangkan sebuah hadiah penghisap debu super.

Entah darimana datangnya, tiba-tiba banyak tepukan dan sorak sorai dari seluruh pegawai toko hingga manajernya. Satu per satu dari mereka memberikan salam dan ucapan selamat dengan senyum yang ramah. Mereka seolah-olah memberikan selamat kepada orang yang beruntung.

Ketika ingin mengambil hadiah tersebut, ternyata orang tersebut diharuskan untuk membeli sebuah kompor gas canggih seharga Rp. 2.500.000,00 sebagai syarat untuk dapat mengambil hadiah penghisap debu tersebut.

Seluruh staf toko tersebut tiba-tiba menahan dan memberikan tekanan agar mau membayar di kasir. Beberapa dari mereka bahkan mulai mengemas kompor gas dan penghisap debu tersebut seolah olah telah setuju untuk membelinya. Beruntungnya orang tersebut segera sadar telah menjadi korban penipuan dengan teknik hipnotis. Dia pun langsung meninggalkan toko tersebut.

Dalam trik ini, setiap pengunjung yang mengambil undian sudah pasti akan memengkan berbagai hadiah menarik. Pegawai toko sengaja keluar dan memberika efek kegembiraan (euforia). Tujuannya untuk mengaburkan fokus sang korban. Dengan demikian akan lebih mudah dipengaruhi dan mengikuti keinginan para pegawai toko untuk membeli produk lainnya.

Apabila dihitung harga sebah kompor gas sekitar Rp. 1.000.000,00. Alat penghisap debu harganya sekitar Rp. 1.200.000,00. Jadi sangatlah wajar membeli kompor gas seharga Rp. 2.500.000,00 dengan mendapatkan hadiah gratis sebuah penghisap debu. Hal yang perlu disadari adalah hampir tidak ada hadiah gratis hanya dengan membeli produk apapun. Semua hadiah yang diberikan biasanya sudah dihitung di dalam harga yang telah dinaikkan.

Penulis sendiri pernah mengalami hal yang seperti ini. Di sebuah mall, penulis diberhentikan oleh beberapa pegawai toko untuk melihat-lihat terlebih dahulu ke dalam toko mereka. Pegawai toko berbicara bahwa toko mereka sedang ada promosi. Karena kasian dan memang sifat dasar penulis sendiri yang memang penurut alhasil penulis masuk ke dalam toko yang dimaksudkan. Tidak seberapa lama kemudian penulis disodorkan beberapa undian. “Mas dicoba dulu barangkali mas beruntung. Toko kami ada promosi sekarang.” Tanpa basa basi penulis mengambil undian. Karena penulis biasanya masalah undian apes alias sering gak beruntungnya daripada beruntungnya alhasil dengan pesimis bilang ke pegawai toko tersebut, “Gk ada mas...” Tapi sang pegawai langsung mencarikan nomor undian penulis.

Tanpa disangka-sangka nomor undian penulis tercantum. “eh kok ada ya di kertas?”. Nah, setelah itu, kertas yang tadinya gk terlalu lebar, tekukan kertas dibuka lagi muncullah pilihan pilihan barang kebutuhan rumah tangga khususnya elektronik. Kebetulan waktu itu penulis ingin kipas angin kecil untuk kamar kosan. Boleh lha.. Sang pegawai toko bilang, “mas pilih hadiah yang mas suka”. Okelah, dasar emang  pengen kipas angin, penulis memilih kipas angin kecil. “udah mas”. Kebetulan pegawai toko itu cowok yang sepantaran dengan penulis. Kemudian sang pegawai bilang, “ mas pili minimal 5 mas.”

“Lho kok 5?” heran dalam hati penulis. Akhirnya penulis  memilih 4 hadiah lainnya. Tapi hadiah yang ditawarkan tidak berhenti disitu saja. Lembar kertas semakin lebar, lekukan selanjutnya dibuka, “Hah ada lagi”. “Mz ini kompor listrik canggih, bisa dibuat masak,” Sambil memeragakan kompor listrik di depan penulis. Tapi dari situ penulis sendiri sudah merasa tidak nyaman karena penulis merasa curiga. “Kok ribet ya?”  Ujung-ujungnya penulis diminta untuk membayar DP dari hadiah yang akan ditawarkan. Tapi dasarnya emang lagi bokek akhirnya penulis menolak untuk membayar dan ditambah merasa sedikit curiga, dapat hadiah kok ribet amat akhirnya penulis berkata, “Maaf ya mas lain kali aja,” Dalam hati penulis juga berkata, “ah bli kipas kecil aja kok repot sih.. Bodo wes...”.

Penulis meninggalkan toko tersebut tanpa mengerti bahwa penulis saat itu menghadapi kejahatan hipnotis. Penulis baru tahu saat setelah membaca membeli buku tentang hipnosis yang awalnya di niatkan untuk pengembangan diri. Mengingat hipnosis sebenarnya bagus juga apalagi jika digunakan untuk pengembangan diri. Tapi dasarnya manusia yang serakah, gk sabaran, akhirnya mereka menggunakan jalan pintas untuk mendapatkan rupiah. Sungguh sangat di sayangkan. Apalagi uang yang dihasilkan adalah uang haram yang sangat tidak barokah untuk menafkahi keluarganya.. Naudzubillah.


c. Pembelian dolar murah

Sebut saja Ami, seorang ibu rumah tangga yang sedang menunggu angkutan umum di sebah jalan di kawasan Tangerang. Entah darimana, empat orang lelaki tiba-tiba datang menghampiri dan berpura-pura bertanya tentang logat sesuatu dengan logat yang terkesan dibuat-buat (seperti cinta laura kali ya??? Wkwkwkwk XD). Mereka kemudian bertanya dimana bisa menukar dollar Singapura-nya ke rupiah. Setela beberapa saat, entah apa yang terjadi, Ami malah mengajak para lelaki tersebut ke rumahnya untuk mengambil buku tabungan berikut fotokopi kartu tanda penduduk (KTP) agar bisa mengambil uangnya yang tersimpan di dalam rekening bank.

Berhubung tidak ada fotokopi KTP, Ami kemudia meminjam uang 20juta berikut beberapa jenis perhiasan seberat 30 gram yang kemudian ia serahkan kepada kawanan penjahat tersebut.

Dalam laporannya, Ami menyatakan seolah-olah menerima amplop berisi uang sejumlah 8.000 dollar Singapura dari para penjahat. Tergiur dengan keuntungan yang besar Ami kemudian menawarkan untuk menukarkan dollar tersebut. Ami baru tersadar sekitar setengah jam setelah empat penjahat tersebut pergi dengan mobilnya. Ketika ia sadar ternyata amplop tersebut hanya berisi tiga lembar uang seribuan rupiah.

d. Kerja menjadi TKI/W

Kasus ini yang paling banyak disiarkan di media massa. Yang berujung pada kepedihan dikemudian hari. Hal ini juga pernah dialami keluarga penulis. Karena telah lama menganggur, paman penulis ingin kerja sebagai TKI diluar negeri. Bertemu dengan seorang kenalan di Masjid Ampel yang menawarkan kerja pelayaran diluar negeri dengan syarat mengajak 10 orang lainnya. Dan biaya perorang sebesar 10juta. Pada akhirnya terkumpul 11 orang dan uang sebesar 110juta untuk keberangkatannya. Pada hari yang ditentukan uang tersebut kemudian uang tersebut diserahkan sebagai tanda jadi.

Belakangan diketahui klo orang tersebut rupanya telah menipu keluarga kami dan kabur jauh. Tante penulis yang mengetahui hal tersebut nangis seadanya mengetahui uang jerih payahnya telah dibawa kabur. Keluarga kami berusaha mencari sebisanya. Namun dikarenakan kekurangan dana dalam pencarian tersebut akhirnya pencarian dihentikan.

Entah bagaimana penyelesaiannya penulis sendiri tidak tahu bagaimana pastinya. Tapi alhamdulilah berkat rahmat dari Allah SWT, paman penulis sekarang bisa bekerja sebagai TKI diluar negeri. Alamdulilah.

2. Rasa Takut (Fear)

Ketakutan menjadi daya tarik tersendiri bagi penjahat hipnotis untuk memperdaya korbannya. Biasanya kejahatan hipnosis dengan modus memanfaatkan rasa takut si korban banyak terjadi di angkutan umum. Sebagai contohnya simaklah cerita berikut ini.

Desi seorang pegawai sebuah kantor di daerah Grogol yaris menjadi korban penipuan hipnotis di dalam sebuah angkutan kota. Suatu hari ketika sedang duduk di dalam angkutan menuju ke kantornya, tiba-tiba ada tiga penumpang laki-laki masuk ke dalam kendaraan yang ditumpanginya. 1 menit kemudian, salah satu dari mereka berkata, “saya petugas yang sedang menyamar, coba buka tasmu, saya mau memeriksa senjata tajam terkait dengan tawuran yang sering terjadi di sini.” Desi yang merasa tidak pernah membawa senjata tajam merasa kaget bercampur dengan apa yang terjadi.

Untungnya Desi pernah membaca beberapa artikel tentang penipuan hipnotis di angkutan umum yang kerap terjadi di Jakarta. Berbekal sisa kebenarian Desi menjawab dengan suara yang agak keras, “saya bukan pelajar dan tidak pernah tawuran, lagi pula saya ini seorang perempuan!”.

Lalu, ketiga lelaki tersebut menjawab dengan nada mengancam, “silakan anda ikut kami dan jelaskan di kantor kami!”. Merasa ada yang janggal, spontan Desi langsung berteriak menyuruh supir angkutan untuk berhentii dan turun dari mobil tersebut. Ketika sudah turun dan menjauh, Desi kembali terkejut karena ternyata tasnya telah terbuka. Sejumlah uang dan telepon genggamnya telah raib.

Efek rasa takut yang diberikan oleh pelaku membuat Desi menjdai lengah dan mengalihkan fokusnya untuk keluar dari situasi yang berbahaya. Namun, ketika mencoba keluar dari situasi tersebut, Desi tidak merasa kalau uang dan telepon genggamnya telah dicuri. Dalam beberapa kasus yang telah ekstrim, korban penipuan hipnotis di angkutan umum ada yang sampai di arahkan ke mesin ATM terdekat dan menguras uangnya, jam tangan, serta perhiasan yang dipakai.

Salah satu korban kejahatan hipnotis dengan trik penipuan murni juga pernah dialami oleh seorang tukang ojek di kawasan Plaza Gajahh Mada, Jakarta Pusat. Tukang ojek tersebut terkena hipnotis oleh seseorang yang berpura-pura menjadi penumpangnya. Tukang ojek tersebut disuruh oleh penumpangnya mengantar ke suatu alamat di Jakarta Selatan. Ketika sampai di alamat tersebut, muncul seorang teman penumpangnya yang menanyakan alamat dan minta diantar.

Entah kenapa tukang ojek tersebut setuju untuk duduk di belakang dan motornya dikemudikan oleh penumpangnya. Di tengah perjalanan tukang ojek tersebut merasa mulai kehilangan kesadaran sampai akhirnya diturunkan di sebuah daerah sepi. Ketika sadar ternyata ia telah menyerahkan barang-barang berharga, uang, dan sepeda motornya.

Penjahat yang memakai ilmu hipnotis semakin meresahkan dan memperluas target operasinya ke daerah daerah di sekitar Jakarta. Dua perempuan, warga Bintaro, kecamatan Pondok Aren dan Warga Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Banten ini telah menjadi korban kelompok penjahat tersebut. Penjahaty meggunakan kelengahan korban dengan masuk ke alam bawah sadarnya. “Tidak perlu di sentuh atau dibuat tidur, diajak bicarapun sudah bisa kena hipnotis,” Katanya.

Tentu saja tidak mudah bagi polisi untuk mengikuti kawanan penjahat bermodus hipnotis  seperti ini karena para korban biasanya sadar setelah beberapa saat kemudian dan pelaku hipnotis tersebut telah hilang. Untuk menghindarkan diri dari aksi kejahatan mereka, masyarakat harus dapat menghindarkan diri dari aksi kejahatan mereka. Baca kiat2nya di seri berikutnya. Terma kasih... n.n

0 komentar:

Posting Komentar