Translate

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
d' Best Translator

Rabu, 24 Juni 2009

Tingkatan Mendapatkan Ilmu

ILMU

Semua ilmu itu ada dan kekal tak lekang oleh waktu. Tp terkendala pada manusia yang menerimanya. Banyak manusia yang malas berpikir sehinggaia tidak mendapatkan ilmu tsb. Dan ada pula yang bahwa fitrahnya manusia itu meninggal dan diregenerasi oleh kaum muda. Apabila kaum tua itu tidak mewarisi ilmunya. Maka ilmu itu terlupakan. Bukan hilang, tp saat ilmu terlupakan sungguh mebutuhkan energi yang cukup tinggi untuk mendapatkannya kembali.

a. Tingkatan Mendapatkan Ilmu

Menurut salah seorang dosenku di fakultas kedokteran Muhammadiyah Malang, dr. Bambang, Sp.A. Ada 4 tingkatan kita memahami ilmu, yaitu:
1. Tidak tahu bahwa tidak tahu
2. Tahu bahwa tidak tahu
3. Tahu bahwa tahu
4. Tidak Tahu bahwa tahu

Yang dimaksudkan
tidak tahu bahwa tidak tahu yakni saat kita belum belajar sama sekali, dan melihat seseorang menguasai ilmu sesuatu, misal kita melihat seorang pemusik lagi nyetem gitarnya, ya kita lihat begitu gampangnya dia membuat suara gitarnya harmonis lagi, tapi saat aku sendiri yang mencoba, senar gitarnya aja sampai putus, hehe. Atau misalnya guru fisika kita lagi ngasih contoh ngerjain soal fisika, hmm mudahnya beliau mengerjakannya. Tapi, gila, saat kita mengerjakannya, wuih sulit bgt, nah saat kita merasa bahwa kita bisa, kita tahu, sebenernya kita tuh lagi tidak tahu bahwa tidak tahu.Hehehe. Nah lho, gak sadar ya??? Nah saat kita mencoba, dan akhirnya kita merasakan kesulitannya itulah saat kita tahu bahwa tidak tahu.Hehehe.

Nah,
tahu bahwa tahu, saat kita mencoba dan mencoba terus menerus dan akhirnya kita lancar untuk mengaplikasikan ilmu itu. Makanya jangan sombong dulu saat melihat seseorang mengerjakan sesuatu, dicoba dulu, baru boleh berkata. Saat kita lancar dengan ilmu itu, barulah kita bisa sombongin diri, tapi jangan banyak2 lho.... hehehe...

Klo fase tidak tahu bahwa tahu itu saat kita telah fasih mengaplikasikan ilmu itu namun kita dah lama tidak mengaplikasikannya, hingga kita lupa. Saat kita mengerjakannya lagi, eh kok bisa ya? Nah itulah yang disebut dengan
fase tidak tahu bahwa tahu. !@M

b. Aplikasi Mendapatakan ilmu

Setelah kita tahu 4 tingkatan ilmu tsb maka tingkatan yang harus selalu kita cari adalah tahu bahwa tidak tahu, kenapa? Entah kenapa manusia ini cenderung untuk sombon sehingga cenderung stagnan atau bertahan di tidak tahu bahwa tidak tahu. Ini sungguh merugikan bagi anda yg berstatus pelajar. Kebanyakan para pelajar mengalami tahap tahu bahwa tidak tahu pada saat ujian berlangsung, yang notabene dapat dikatakan sudah terlambat untuk belajar supaya mendapatkan nilai bagus dari ujian.

Oleh karena itu saya menganjurkan untuk berdiskusi terlebih dahulu sesama teman sebelum ujian supaya apa? Supaya kita tahu mana yang belum kita kuassi, daripada kita baru tahu bahwa ada suatu hal yang belum kita ketahui disaat ujian? Hayo... Sudah terlambat untuk memperbaiki keadaan.

Usahakan kita belajar kelompok tapi jangan terlalu banyak orang! Tidak efektif, mending sedikit orang tapi berkualitas tinggi terhadap proses belajar mengajar. Minimal dan paling bagus adalah 2 orang, yakni kamu sendiri dan seorang teman lainnya. Untuk maksimumnya 5 orang.


Buruk Tahap Baik
--- Tidak tahu bahwa tidak tahu ---
Saat ujian Tahu bahwa tidak tahu Saat diskusi
telah berlangsung
Setelah ujian Tahu bahwa tidak tahu Sebelum ujian
--- Tidak tahu bahwa tahu ---

Mudah2an ini bermanfaat. Amien. ^_^

0 komentar:

Posting Komentar